Responsive Banner design
Home » » Si Kecil Bijak Mengelola Keuangan

Si Kecil Bijak Mengelola Keuangan


Siang itu Alisha tak mau melepas helm barunya. Helm kuning bergambar kucing sedang memasak itu terus dipeganginya. Sejak di toko hingga sampai di rumah. Belum puas kiranya, jika dia tak menceritakan pada semua orang di rumah. Maka, setelah akung, uti, dan tantenya dipameri, akhirnya helm itu lepas dari kepalanya. Semua menyorakiinya. Aisha terus tersenyum bangga.
Akupun ketularan rasa bahagia putri emat tahunku itu. Bagaimana tidak, helm itu bisa dibilang, dibeli dengan uangnya sendiri. Setelah bersabar selama setahun, akhirnya dia bisa mewujudkan visi menabungnya. Tiap minta helm, selalu kami jawab, “menabung dulu”.
Ya, uang tabungan di dalam celengan pinguin hijau itu akhirnya kubuka kemaren. Isinya adalah beratus-ratus uang koin beragam nilainya. Sebelumnya, tiap dapat ‘kricikan’, dia akan ‘memberi makan’ celengannya. Ekstrimnya, setiap melihat koin, dia pasti akan bergegas meminta izin untuk menabungkan. Maka, jika ingin menyimpan uang koin, saya tak meletakkan di tempat yang mudah dilihatnya.
Senang rasanya, melihat gadis kecil iu menikmati buah kesabarannya dalam mengelola uang. Helm kuning itu bukan saja menjadi tanda keberhasilan untuknya. Tapi juga aku. Bersyukur memiliki putri yang ‘pengertian’ atas kondisi orang tuanya. Sedikit berbagi, inilah caraku dan suami, mendidik anak kami.

A. TAK SELALU MENURUTI


Di mulai dari usia dimana dia bisa ‘meminta’. Tak seperti orang tua lainnya, kami agak pelit pada Alisha. Tidak semua keinginannya kami penuhi. Tangisan, kami anggap sebagai senjatanya. Semakin keras, semakin kukuh kami memegang penolakan. Walau di dalam hati, kami iba. Itu demi masa depannya. Terkadang rasa iba juga muncul, ketika dia menatap anak seusianya yang memiliki benda keinginannya, namun sekali lagi, ini bagian dari cara kami mempersiapkan masa depannya. Jangan heran ketika Alisha tidak punya banyak mainan atau benda-benda yang mengikuti trend, seperti kebanyakan teman dan saudaranya. “Nabung dulu dong kalo pengen” ujar kami padanya.

B. DIALOG TENTANG SEBAB AKIBAT


Setelah agak gede, kami ajak dia berfikir. Setiap meminta sesuatu, misalnya jajan, kami akan berdialog dulu dengannya. Apakan jajan itu rasa coklat yang menyebabkan ‘timbilen’ (munculnya benjolan kecil di bawah mata. Alisha sempat alergi coklat dan telur, sehingga di matanya muncul timbil, jika dia mengangguk, kami sampaikan, apakah dia mau sakit lagi, jika dia menggelang, selesailah sudah. Dia akan menurut pada jajan pilihan kami. Jika mengangguk, kalimat persuasif lainnya akan terus kami sampaikan padanya. Misal dengan mengalihkan pada hal lain atau dengan kalimat, “ditabung aja, buat beli helm (sesuai misi menabungnya). Jika gagal, dia terus saja merajuk dan kesabaran kami menguap, hehehe, barulah kami memasang wajah tegas bin sedikit marah dalam menyampaikan penolakan.

Baca juga artikel : 3 Motivasi Kesuksesan Seseorang

0 comments:

Post a Comment

silakan berkomentar dengan baik

sofarudin. Powered by Blogger.